Materi SKD Lengkap Bhinneka Tunggal Ika
Semboyan Negara Indonesia ini telah memberikan nilai-nilai inspiratif terhadap sistem pemerintah pada masa kemerdekaan, Bhinneka Tunggal Ika telah menanamkan semangat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Definisi Bhinneka Tunggal Ika dalam Kitab Sutosoma lebih ditekankan pada perbedaan dalam hal kepercayaan dan keanekaragaman agama yang ada di kalangan masyarakat Majapahit.
Pertama kali semboyan Bhinneka Tunggal Ika dicetuskan oleh Muh. Yamin pada saat Sidang BPUPKI dan kata selanjutnya dilanjutkan dengan semboyan "Tan Hana Dharma Mangrwa" dipakai sebagai motto lambang Lembaga Pertahanan Nasional yang berarti “tidak ada kebenaran yang bermuka dua”. Bhinneka Tunggal Ika diresmikan sebagai semboyan negara pada 17 Agustus 1950 dalam UUD 1945 Pasal 36A dan PP No 66/1951 yang ditetapkan pada 10 Juli 1951. Berikut terdapat prinsip-prinsip yang tercantum dalam Bhinneka Tunggal Ika, diantaranya adalah :
- Common Denomitor mencari unsur-unsur persamaan pada perbedaan agama, suku, ras, dan sebagainya tanpa merusak eksistensi pada setiap suku, agama, ras.
- Tidak bersifat Formalitas, tidak bersifat semu dan kaku.
- Tidak Bersifat Eksklusif (bersifat inklusif), semua kelompok masyarakat harus memiliki rasa persaudaraan, berdampingan, mengakui harkat martabat kelompok lain dan tidak memaksakan kehendak yang merusak rasa persatuan.
- Bersifat Konvergen, apabila terjadi permasalahan akibat dari keragaman maka harus dicari titik temu yang dapat membuat segala macam bentuk kepentingan menjadi satu.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika menjabarkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, ras, agama, dan bahasa. Meskipun Indonesia beragam, namun semboyan ini mempunyai makna yang tercermin pada masyarakat Indonesia yang diikat dalam prinsip persatuan dan kesatuan bangsa yang dikenal dengan “Bhinneka Tunggal Ika”.
Kekuatan dan kerukunan beragama, berbangsa, dan bernegara yang harus disadari. Sesuai dengan arti dari Bhinneka Tungga Ika yang menjelaskan bahwa agama, ras, suku bangsa, bahasa, adat, dan budaya yang ada di Indonesia harus mempunyai sikap toleran dan saling mencintai. Oleh karena itu rakyat Indonesia sudah seharusnya memiliki sikap toleran agar terciptanya masyarakat yang tenteram dan damai.
Implementasi Bhinneka Tunggal Ika
Perilaku Inklusif
Seseorang baik sebagai individu atau kelompok masyarakat merasa dirinya merupakan bagian dari kesatuan masyarakat yang lebih luas. Sebesar dan penting suatu kelompok dalam kehidupan bersama, tetapi tidak merendahkan dan menyepelekan kelompok lain, masing-masing memiliki peran yang signifikan dan tidak dapat diabaikan dalam kehidupan bersama.
Mengakomodasi Sifat Prulalistik
Sifat toleran, saling menghormati, mendudukkan masing-masing pihak sesuai dengan peran, harkat dan martabatnya secara tepat, tidak menjatuhkan pihak lain, apalagi menghilangkan eksistensi kelompok dari kehidupan bersama, merupakan syarat bagi lestarinya negara-bangsa Indonesia.
Tidak Ingin Menang Sendiri
Perbedaan tidak untuk dibesar-besarkan, tetapi dicari jalan tengahnya. Bukan dikembangkan divergensi, tetapi yang harus diusahakan adalah terwujudnya konvergensi dari berbagai keaneka-ragaman. Untuk itu perlu dikembangkan musyawarah untuk mencapai mufakat.
Musyawarah untuk Mufakat
Pendapat sendiri tidak dijadikan kesepakatan bersama, tetapi inti kesamaan yang dipilih sebagai kesepakatan bersama (common denominator). Hal ini hanya akan tercapai dengan proses musyawarah untuk mencapai mufakat.
Dilandasi Rasa Kasih Sayang dan Rela Berkorban
Harus mengembangkan sikap saling percaya dan menjauhi rasa saling mencurigai. Hal ini akan berlangsung apabila pelaksanaan Bhinneka Tunggal Ika diterapkan.
Post a Comment for "Materi SKD Lengkap Bhinneka Tunggal Ika"